Bogor – Polemik mengenai keabsahan nasab Ba'alawi kembali mencuat setelah tawaran debat terbuka dilontarkan kepada Habib Rizieq Shihab. Tawaran ini datang dari KH Imaduddin Utsman Albantani dan siap difasilitasi oleh Guslim, pengasuh pondok pesantren di Laladon, Bogor.
Wacana debat ini mengemuka melalui wawancara yang dilakukan oleh kanal Suka TV bersama Guslim. Dalam wawancara tersebut, Guslim menyatakan kesiapannya untuk menyediakan tempat netral bagi kedua tokoh untuk berdiskusi secara terbuka dan ilmiah mengenai kontroversi nasab Ba'alawi.
Meski demikian, keraguan muncul dari sejumlah pihak mengenai kesediaan Habib Rizieq untuk hadir dalam forum tersebut. Dalam pernyataan yang disampaikan melalui kanal YouTube Gus Hasan Asyarif Official, ia menyatakan pesimisme terhadap kemungkinan terjadinya debat tersebut.
“Saya pribadi pesimis bahwa Habib Rizieq akan hadir untuk berdebat, meskipun sudah difasilitasi di pesantren yang berada di wilayah yang sama, yaitu Bogor,” ujar Gus Hasan.
Polemik soal nasab Ba'alawi telah berlangsung selama tiga tahun terakhir, dipicu oleh tantangan terbuka dari Habib Rizieq yang menyerukan adu data dan argumentasi berbasis ilmu nasab, termasuk usulan tes DNA. Namun hingga kini, belum ada tanggapan yang memenuhi kriteria ilmiah sebagaimana yang disyaratkan.
Habib Rizieq sendiri sempat menanggapi polemik ini dengan mempertanyakan latar belakang keilmuan KH Imaduddin dalam bidang nasab. Ia menyebut bahwa sang kiai “belajar di kandang kebo,” merujuk pada penilaian bahwa argumentasi yang disampaikan hanya berdasarkan satu kitab, yakni Syajarah Mubarokah, yang dianggapnya masih diragukan.
Menanggapi hal itu, Gus Hasan menilai bahwa Habib Rizieq tidak memiliki kapabilitas khusus di bidang ilmu nasab, meskipun mengakui reputasinya di bidang lain, termasuk sebagai lulusan doktoral Universitas Ummul Qura, Makkah.
Ajakan debat ini juga pernah disampaikan oleh kelompok Trisula Madura yang menantang pihak Rabithah Alawiyah untuk berdiskusi terbuka di ruang publik dengan melibatkan pakar dan akademisi. Namun, hingga kini belum ada respons resmi yang diberikan.
Gus Hasan berharap agar kedua belah pihak dapat berbesar hati untuk duduk bersama, berdiskusi secara terbuka, dan menyudahi perdebatan yang berlarut-larut di media sosial. Ia juga mengingatkan bahwa polemik ini telah menimbulkan perpecahan di tengah umat, terutama antara pendukung habaib dan pendukung KH Imaduddin.
“Semoga kedua pihak bisa saling legowo dan menyanggupi niat baik ini demi kemaslahatan umat,” ujarnya.
Sampai berita ini ditulis, belum ada konfirmasi dari pihak Habib Rizieq maupun perwakilan dari Rabithah Alawiyah terkait kesediaan mereka untuk hadir dalam forum debat tersebut.